Panggilan hafidz Quran sering diberikan kepada mereka yang dianggap sanggup menghafal Al Qur'an secara utuh dan benar. Tetapi, apa penyebutan itu telah sesuai? Lantas, bagaimana sesungguhnya keistimewaan mengingat Al-Quran untuk umat Islam? Silahkan baca keterangan berikut.
Hafidz ataukah Hamilul Quran?
Secara etimologi, kata ‘hafidz' berawal dari bahasa Arab, bermakna pengingat atau perlindungan. Panggilan hafidz malah diperuntukkan ke beberapa ulama hadits. Mereka ini yang pantas memiliki gelar hafidz sebab sanggup ingat 100 ribu hadits, seperti Ibnu Hajar al-Asqalani.
Hamilul qur'an itu berarti orang yang senantiasa tidak meninggalkan Al Qur'an.
Insan semacam ini tak pernah tanggalkan kitab suci pada kondisi di mana pun dan kapan pun.
Membaca dan membahas Al Qur'an ialah tuntutan hidup untuk orang seperti ini.
Hingga kurang pas jika disapa hafiz atau hafizah, tetapi di Indonesia sudah biasa dipandang seperti itu dan sudah umum juga.
Hamilul qur'an berarti beberapa orang yang sungguh-sungguh jadi pemandu al Qur'an, baik secara lafdzan wa ma'nan wa 'amalan (ingat text-nya, memahami berarti dan mempraktikkan isinya).
Sebagai halnya seseorang ibu yang sedang hamil, beberapa hamilul qur'an sedikitpun tidak lupakan atau bahkan juga menduakan keistiqomahannya bersama al-Qur'an.
Sama dengan seorang ibu yang senantiasa bawa janinnya kapan saja dan dimanapun dia pergi, jangan sampai menggugurkannya atau hanya mengacuhkannya.
Tetapi, kaum muslim memakai kata hafidz Quran untuk menunjuk mereka yang dapat menghafal Al Qur'an komplet. Sedang arti hafidzah mengarah pada wanita penghafal Quran. Walau kurang pas, kenyataannya penggunaan panggilan hafidz lebih terkenal di kelompok warga luas.
Kelebihan penghafal Al-Quran
Mengingat atau memahfuzkan atau menghafalkan Al-Quran berisi 30 juz, 144 surat, dan kurang lebih 6.666 ayat, hal ini bukan ketrampilan yang gampang terkuasai. Apa lagi, ini adalah kitab suci sekalian pandangan hidup umat Islam. Karena itu, dapat mengingat Al-Quran ialah satu prestasi yang pantas dibanggakan. Disamping itu, banyak kelebihan yang dapat menggerakkan muslim ingin mengingat Al-Quran. Apa saja itu?
Sejajar dengan nabi
Hadis kisah Hakim mengutarakan, siapa yang membaca dan/atau mengingat Al-Quran bisa menyamakan derajat kenabian karena firman Allah SWT yang dia terima. Allah membuat beberapa penghafal ayat-ayat suci ini sejajar dengan beberapa nabi. Tetapi, satu perihal yang penting kamu garis bawahi ialah mereka tidak mendapatkan wahyu. Walau sejajar, bukan berarti bahwa penghafal Quran dapat disetarakan dengan nabi.
Di pandang selaku keluarga Allah
Hadis kisah Ahmad menjelaskan, Rasulullah SAW pernah bersabda jika beberapa penghafal kitab suci ini mendapatkan tempat selaku keluarga Allah di bumi. Pakar Quran bukan sebatas membaca atau mengingat ayat per ayat, dan juga mempraktikkannya. Mereka juga dilihat selaku insan yang spesial oleh Allah SWT.
Diangkat derajatnya di surga nantinya
Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan satu hadis, siapa yang menghafal Al Qur'an akan diangkat derajatnya semakin tinggi di surga kelak. Allah akan tempatkan mereka di surga berdasar jumlahnya hafalan yang terkuasai. Karena itu, makin prima hafalan seorang, makin tinggi derajat yang akan dia peroleh di surga nantinya.
Orangtua penghafal akan dimuliakan
Tidak cuma penghafal, ke-2 orangtua penghafal Al Qur'an memiliki hak mendapatkan kemuliaan dari Allah. Dalam hadis riwayat Al Hakim, bentuk pemberian itu datang lewat penggunaan jubah kemuliaan dan mahkota dari nur. Orangtua penghafal Qur'an dipandang berjasa sebab sudah melahirkan dan membesarkan beberapa anak yang patuh terhadap Allah SWT, dan memerintah mereka mendalami Al Qur'an.
Dikumpulkan bersama Malaikat Alloh
Akan dikumpulan bersama malaikat yang mulia serta taat. "Dan perumpamaan orang yang membaca Qur'an sedang dia ingat ayat-ayatNya bersama beberapa malaikat yang patuh dan mulia." (Muttafaqun ‘alaih).
Mendafat syafaat
Hafidz quran akan memperoleh syafaat (pertolongan). "Saya dengar Rasulullah bersabda, "Bacalah Quran, sebenarnya dia bisa menjadi pemberi syafaat di hari kiamat untuk beberapa pembacanya (penghafal/menghafal al qur'an)." (HR. Muslim).
Diprioritaskan sebagai Imam Shalat Berjamaah
Dari Abu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Yang paling memiliki hak jadi imam ialah yang terbanyak hafalan Al Qur'an nya. Bila dalam hafalan Al Quran mereka sama, maka diprioritaskan yang paling memahami dengan sunnah dan seorang jangan jadi imam di tempat orang lain."
(HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lain).
Saat Wafat, Akan Diutamakan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma pernah menceritakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatukan dua mayat uhud pada sebuah kain kafan. Tiap akan memakamkan, beliau menanyakan, "Siapa yang terbanyak hafalan qur'annya?" Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menempatkan yang terbanyak hafalannya di tempat terdekat dengan lahat. Lantas beliau bersabda :
"Saya bisa menjadi saksi untuk mereka nantinya pada hari kiamat."
(HR. Bukhari 1343 dan Turmudzi 1053).
Akan Dianugrahi Mahkota dan Baju Kemuliaan
Ini merupakan kelebihan yang paling utama bila kita bisa jadi penghafal Al Qur'an. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Al Qur'an akan tiba di hari kiamat, lalu ia berbicara, "Ya Allah, beri ia perhiasan." Lantas Allah kasih seorang yang menghafal al-Quran mahkota kemuliaan.
Al Qur'an minta kembali, "Ya Allah, tambah buatnya." Lantas ia dikasih baju perhiasan kemuliaan. Selanjutnya ia meminta kembali, "Ya Allah, ridhai ia." Allah-pun meridhainya. Lantas dijelaskan ke hafidz Al Qur'an,
"Bacalah dan naiklah, akan ditambah untukmu pahala dari tiap ayat yang kamu baca.
(HR. Turmudzi 3164 dan beliau memandang Hasan shahih)
Nantinya di Akhirat Orang Tuanya Akan Diberi Mahkota Nur
Nah, point paling akhir ini bisa menjadi hadiah yang paling bermakna untuk orang-tua kita kelak. Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Siapakah yang mengingat Al Qur'an, membahasnya dan mempraktikkannya, karena itu Allah akan memberi mahkota untuk ke-2 orang tuanya dari sinar yang cahayanya seperti matahari.
Dan ke-2 orang tuanya akan dianugrahi dua baju yang tidak dapat dihitung dengan nilai dunia. Selanjutnya ke-2 orang tuanya menanyakan, "Kenapa saya sampai dianugrahi baju seperti ini?" Lantas dikatakan padanya,
"Karena anakmu sudah menjalankan Al Qur'an."
(HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani)
Bahkan juga, tiap tahunnya dari penghafal Alquran (hafiz) mendapatkan beasiswa kuliah. Bukan hanya di perguruan tinggi swasta saja. Namun juga di perguruan tinggi negeri seumpama UI dan UGM juga perguruan tinggi yang lain. Ini adalah penghargaan untuk beberapa penghafal Alquran. Janji Allah itu benar-benar fakta dan nyata.
Mudah-mudahan kita dapat menjadi seorang yang menghafal al Qur'an, dan mudah-mudahan kita tetap semangat mentadabburi Al Qur'an.
Mudah-mudahan juga dengan membaca ini jadi hal yang bisa membuat kita semangat untuk menghafalkan Al-Qur'an
Satu kebenaran Ilahi yang selayaknya kita ketahui lebih dahulu ialah : jika Allah akan mempermudah menghafal Al-Qur'an untuk siapa saja yang bermaksud ikhlas menghafalnya.
Allah tentu sediakan untuknya lingkungan yang pas untuk menghafal Al-Qur'an, jika dia berkemauan menghafal Al-Qur'an sembari menghadapkan hati seutuhnya dan meminta bantuan hanya kepada Allah.
Saat ini, waktunya menguatkan kemauan dan tekad untuk menghafal Al-Qur'an.
Terima Kasih